Tradisi Minum Teh "Nyaneut" Festival di Garutl, Bangkitkan Kearifan Lokal dan Kebersamaan

By: Dinas Komunikasi dan Informatika
Senin, 18 September 2023
Dibaca: 639

Tradisi Minum Teh "Nyaneut" Festival di Garutl, Bangkitkan Kearifan Lokal dan Kebersamaan

GARUT, Cigedug - Sebuah perayaan yang sarat dengan nilai tradisi, Nyaneut Festival, kembali memukau warga Garut di Lapang Situgede, Kecamatan Cigedug, Selasa (13/09/2023). Festival ini menghidupkan kembali adat minum teh Nyaneut, sebuah praktik yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur tahunan Kabupaten Garut.

Nyaneut sendiri memiliki makna mendekatkan dan mempertemukan, sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Komunitas Nyaneut, Dasep Badrussalam. Sunan Gunung Jati adalah tokoh pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika berkarya di daerah Sunda, khususnya di Garut. Sebelum memulai dakwahnya, Sunan Gunung Jati selalu mengumpulkan masyarakat untuk bersama-sama menikmati teh.

"Ti kapungkur ti abad 1.504 eta dicandakna ku Eyang Kanjeng Sunan Gunung Jati, waktos dakwah anjeunna ka tatar Sunda khususna di Garut. Nah, sateuacan anjeunna dakwah lewat media sapertos kabudayaan pendekatan na panginten, nyaeta sok ngariungkeun heula masyarakat, nyaeta urang ngopi nginum cai enteh, metode eta cai enteh nyaneut teh, (Sejak dahulu dari tahun 1.504, itu dibawanya oleh Sunan Gunung Jati, ketika dakwah beliau ke daerah Sunda khususnya di Garut. Nah, sebelum beliau dakwah melalui media seperti kebudayaan, pendekatannya mungkin yaitu suka mengumpulkan dulu masyarakat, yaitu minum teh, metode itu minum air teh Nyaneut itu,)" ujar Dasep dalam sambutannya.

Dasep mengungkapkan, tujuan dari Nyaneut adalah untuk memelihara kearifan lokal yang telah mengakar sejak lama, terutama di Kecamatan Cigedug. Festival ini bukan hanya nostalgia, melainkan juga memperkenalkan prosesi Nyaneut yang melibatkan ritual sebelum menikmati teh.

"Nah sataun sakali ngayakeun festival nyaneut ieu mah mangrupa nostalgia, da kesehari-harian mah nya kumargi nah engke nyaneut aya prosesina, henteu leguk langsung ngaleueut ci enteh, aya prosesina heula, (Nah setahun sekali diadakan Festival Nyaneut ini tuh merupakan nostalgia, kalo sehari-hari itu itu (tidak ada), sebab nanti Nyaneut ada prosesinya, tidak minum langsung ai teh, ada prosesinya terlebih dahulu)," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, melihat Festival Nyaneut sebagai acara yang dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Ia juga melihat potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dari festival ini, mengingat Kabupaten Garut memiliki lebih dari 6 ribu hektar kebun teh dengan produksi hampir 7 ton per tahun.

Festival ini berhubungan langsung dengan sektor pertanian, menjadi potensi besar bagi Garut. Beni berharap acara semacam ini dapat diadakan sepanjang tahun dan tidak hanya di Kecamatan Cigedug, melainkan juga di kecamatan lain.

Bahkan, dirinya juga sempat meminta persetujuan kepada Dasep selaku Ketua Komunitas Nyaneut, agar kegiatan ini bisa direplikasi di kecamatan lain.

"Nah sim kuring bade nyobi engke di awal Oktober, kegiatan Nyaneut ieu ku abi bade dicandak dipedar, diwawuhkeun ku abi kenalkeun ka masyarakat selatan Pak Dasepnya, aya wargi-wargi urang, anu perbatasan sareng Tasik, perbatasan sareng Bandung, anu jauh di ditu, nah ke urang pedar Nyaneut teh seperti apa, (Nah, saya mau mencoba nanti di awal Oktober, kegiatan Nyaneut ini oleh saya mau dibawa, dikenalkan oleh saya ke masyarakat (Garut bagian) selatan Pak Dasep ya, ada saudara-saudara kita, yang berbatasan dengan Tasik, berbatasan dengan Bandungx yang jauh di sana, nah nanti kita jelaskan Nyaneut itu seperti apa)", tutur Beni.

Terlebih, imbuh Beni, Nyaneut ini berhubungan langsung dengan bidang yang digarap oleh dinasnya yaitu pertanian. Bahkan, ia menjelaskan jika di Kabupaten Garut, ada sekitar 6 ribu hektar kebun teh dengan produksi teh hampir 7 ton per tahunnya.

"Nanti kita diskusikan sareng Pak Wawan, sareng rengrengan Dinas Pariwisata, kumargi di Garut mah, pembangunan utamana itu sektor pariwisata sareng pertanian, hampir sadayana budaya Sunda anu berkembang khususna di Kabupaten Garut, pasti aya hubungan nana sareng pertanian," ucapnya.

Sehingga ia berharap acara semacam Nyaneut ini bisa digelar sepanjang tahun, dan tidak hanya dilakukan di Kecamatan Cigedug saja, melainkan dilaksanakan juga di kecamatan lain.

"Bayangkeun pak pami sa sasih aya 3 kali aya sapertos kieu, di masing-masing kecamatan ngumpul seueur jalmi, atuh minimal tukang gehu-tukang gehu mah pasti kaical, pasti kagaleuhan, lamun tukang gehu berarti tukang tahu na oge kagaleuhan, berarti minyakna oge kagaleuhan, tukang bala-bala sagala rupi hal yang kecil seperti itu akan menumbuhkan tingkat ekonomi kita semakin berkembang, (Bayangkan pak kalau satu bulan ada 3 kali acara seperti ini, di masing-masing kecamatan berkumpul banyak orang, ya minimalnya orang yang jualan gehu itu pasti terjual, pasti ada yang beli, kalau penjual gehu (laku) berarti penjual tahunya juga kebeli, berarti minyanya juga kebeli, penjual gorengan dan segala macam hal yang kecil seperti itu akan menumbuhkan tingkat ekonomi kita semakin berkembang," ucapnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Wawan Somarwan, berharap kegiatan Nyaneut Festival akan terus berlanjut dan lebih beragam dalam pengisiannya. Acara ini juga menjadi wadah untuk memamerkan berbagai kesenian khas dari Kecamatan Cigedug.

"Alhamdulillah kan sagala rupi kamonesan seni budaya anu aya di Kecamatan Cigedug utamina mah tiasa di pintonkeun, (Alhamdulillah kan bermacam-macam keterampilan seni budaya yang ada du Kecamatan Cigedug utamanya itu bisa ditampilkan," tandasnya.


Pelaksanaan Nyaneut Festival 2023 yang dilaksanakan di Lapang Situgede, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Selasa (12/09/2023). (Foto : M. Sofyan Fauzi & Rizal Nurdiyatnika/Diskominfo Kab. Garut).

Penulis : Muhamad Azi Zulhakim

Penyunting : Yanyan Agus Supianto




Komentar
Isi Komentar