Sekda Garut Apresiasi Nissa Wargadipura atas Penghargaan "Food HERO's" dari FAO

By: Dinas Komunikasi dan Informatika
Senin, 28 Oktober 2024
Dibaca: 41

Sekda Garut Apresiasi Nissa Wargadipura atas Penghargaan "Food HERO's" dari FAO

GARUT, Garut Kota - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, memberikan apresiasi kepada Nissa Wargadipura yang berhasil meraih penghargaan internasional Food HERO's dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organization (FAO). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi Nissa dalam pengembangan agroekologi di Kabupaten Garut.

Apresiasi tersebut diungkapkan dalam pertemuan bersama Nissa di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Minggu (27/10/2024). Nurdin mengungkapkan kebanggaannya atas capaian Nissa yang dinilai mengangkat nama Kabupaten Garut di tingkat internasional. "Ini bukan prestasi yang ringan, tetapi sangat luar biasa," ujar Nurdin Yana.

Selaku Pendiri dan Pemimpin Pesantren Ath-Thaariq, sebut Nurdin Yana, Nissa telah mengembangkan suatu inovasi agroekologi yang menggembirakan bagi Kabupaten Garut. Nurdin menilai, apa yang dilakukan oleh Nissa tak hanya  bentuk keberpihakan terhadap alam, tetapi hal ini juga berdampak kepada masyarakat.

"Ini yang tentu mendapat apresiasi dari PBB, di mana PBB konsentrasi pada bagaimana alam itu tidak boleh berubah dengan konteks dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, itu barangkali, dan Ath-Thaariq saya kira satu lembaga yang memang concern mengenai hal itu," ucap Nurdin Yana.

Nurdin juga memuji pilot project yang dilakukan Nissa dengan menggandeng Generasi Z untuk mengembangkan kehutanan sosial dan agroekologi di Garut, yang sejalan dengan program pemerintah pusat. 

"Mudah-mudahan ini menjadi pilot project sekaligus juga besok ketika sudah berkembang akan menjadi tujuan kajian masyarakat luas dari luar Kabupaten Garut," lanjutnya.

Selain itu, Nurdin melihat potensi pengembangan proyek Nissa dalam membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda, terlebih saat ini lapangan pekerjaan sudah semakin sempit.

"Insya Allah besok hari-hari berikutnya masyarakat akan tertangani dengan gerakan-gerakan Bu Nissa secara implementatif di alam yang lebih luas," ucapnya.

Nissa Wargadipura merupakan aktivis lingkungan yang berkomitmen dalam memperkuat ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan melalui pendidikan agroekologi, dengan mendirikan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq di Kabupaten Garut. Mekalui pendidikan agroekologi ini pula mengantarkan Nissa mendapatkan penghargaan Food HERO's dari FAO PBB.

Nissa menerima penghargaan di Plenary Hall FAO, Roma, Italia, pada 16 Oktober 2024, pada Pembukaan Global Family Farming Forum yang merupakan program Satu Dekade Pertanian Keluarga PBB (The United Nations Decade of Family Farming). Penghargaan tersebut diberikan kepada 26 tokoh dari berbagai negara yang dinilai berkontribusi dalam memastikan akses pangan yang beragam, bergizi, terjangkau, dan aman.

Nissa Wargadipura mendapatkan penghargaan tersebut berkat dedikasinya dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian keluarga dan agroekologi. 

Dalam pidatonya di Roma, Nissa menyampaikan bahwa sejak mendirikan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq pada tahun 2008, ia telah mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam praktik agroekologi, membangun gerakan lingkungan berbasis keagamaan yang unik dan khas di Garut. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya berlandaskan teori, tetapi diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren.

“Tahun 2008 menjadi tonggak berharga dimana gerakan lingkungan berbasis nilai-nilai Islam pertama kali diperkenalkan oleh Pesantren Ekologi Ath Thaariq dan memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri," ucap Nissa.

Nissa menerangkan, Ath-Thaariq tidak hanya berdiskusi dalam dimensi teori saja, tetapi juga dalam praktek kehidupan sehari-hari. Selain itu, imbuhnya, Ath-Thaariq memiliki pandangan dasar tentang metodologi Agroekologi yang diadopsi melalui cara pandang Islam yang menjelaskan tentang Islam yang rahmatan lil’alamin (rahmat Allah SWT kepada semesta dan komitmen ber-akhlaq karimah/akhlaq mulia) kepada sesama dan semesta.

"Metodologi ini mengandung 3 (tiga) dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai seperangkat praktik dan sebagai gerakan sosial”, ucap Nissa Wargadipura 

Pendekatan partisipatif yang diterapkan Nissa berhasil memberdayakan komunitas lokal, meningkatkan ketahanan pangan, dan menjaga kelestarian lingkungan. Melalui modul "Green Islam," Nissa juga mengintegrasikan nilai keberlanjutan dan feminisme dalam Islam, menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menghadapi perubahan iklim global.

Pencapaian Nissa Wargadipura menunjukkan bahwa inovasi dari Garut dapat berdampak pada dunia, membawa inspirasi dari Jawa Barat ke panggung internasional.


Caption :

Sekda Kabupaten Garut melakukan pertemuan dengan Nissa Wargadipura di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (27/10/2024).

(Foto:  Anggana Mulia/ Muhamad Azi Zulhakim/ Diskominfo Kab. Garut)

Penulis : Nindi Nurdiyanti 

Penyunting : Yanyan Agus Supianto




Komentar
Isi Komentar