BPBD Garut dan Tohoku University Gelar Workshop Penanggulangan Bencana Berbasis All-Hazards Approach
GARUT, Tarogong Kaler - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut bekerja sama dengan Tohoku University menyelenggarakan kegiatan bertajuk Final Workshop On The All-Hazards Approach di Ballroom Hotel Santika, Jalan Cipanas Baru, Tarogong Kaler, pada Rabu (13/11/2024). Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dalam bidang penanggulangan bencana dengan tujuan mengkaji risiko bencana di Kabupaten Garut.
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar Saefuloh, menjelaskan bahwa kolaborasi antara BPBD Garut dan Tohoku University dilakukan melalui United Nations (PBB) guna mengidentifikasi risiko bencana yang ada di wilayah Kabupaten Garut. Menurutnya, kajian ini merupakan pertemuan ketiga dalam rangkaian kerja sama yang telah berjalan dengan kajian risiko mencakup seluruh jenis bencana.
"Hasil kajian ini nantinya akan menjadi rekomendasi untuk penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB) sebagai panduan lima tahunan," ujar Aah.
Aah menyebutkan bahwa BPBD Garut juga tengah menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ia menyampaikan apresiasi terhadap perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam memfasilitasi kegiatan ini.
"Mudah-mudahan setelah pertemuan ini, nanti kita juga akan mengusulkan proposal untuk mereka tetap melakukan kajian-kajian sebagai bahan untuk kita. Nanti kita tindak lanjuti dengan KRB dan rencana kontigensi sesuai dengan jenis-jenis bencana," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Program APRU Multi-Hazards, Prof. Takako Izumi, menyampaikan bahwa tujuan utama dari proyek penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan potensi risiko bencana di masa depan.
"Namun, kekhawatiran kami adalah kemungkinan ada bencana di masa depan yang belum pernah kita alami sebelumnya. Jadi, kita perlu memperkuat kapasitas untuk menghadapi bencana yang sudah pernah kita alami," ucapnya.
Izumi menekankan pentingnya pendekatan all-hazards agar pemerintah daerah dapat mengantisipasi berbagai risiko bencana dengan memperkuat kapasitas dalam menghadapi bencana, termasuk jenis bencana yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya.
Izumi menambahkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi bahaya dengan risiko tertinggi dalam workshop sebelumnya dan melakukan konsultasi dengan para ahli serta masyarakat lokal untuk memahami kekhawatiran terkait risiko bencana di masa mendatang. Garut, yang memiliki risiko berbagai jenis bencana mulai dari banjir, gempa bumi, hingga gunung berapi, kini juga memasukkan ancaman lingkungan dan kekeringan dalam rencana penanggulangan bencananya.
Acara ini diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang akan diajukan kepada BNPB untuk digunakan dalam dokumen perencanaan penanggulangan bencana di tingkat nasional dan lokal, serta sebagai acuan bagi negara lain seperti Jepang, Australia, dan Amerika Serikat yang berencana menerapkan pendekatan serupa.
"Garut telah mengimplementasikan pendekatan all-hazards, dengan mengidentifikasi 14 jenis bencana, kemudian mereka juga mempertimbangkan isu sosial dan bahaya teknologi, yang sudah mereka sadari sebagai bencana di luar bahaya alam, yang sangat bagus," tandasnya.
Caption :
Pelaksanaan Final Workshop On The All-Hazards Approach yang berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (13/11/2024).
(Foto: Anggana Mulia/ Rahmatillah Ramadhani/ Diskominfo Kab. Garut)
Penulis : Nindi Nurdiyanti
Penyunting : Yanyan Agus Supianto