Baksos Di Garut, LAZNAS BSM Umat Fokus Pada Kesehatan Mata
Bakti sosial (Baksos) yang diselenggarakan Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM Umat) di Garut, Jawa Barat, menyasar ke sejumlah anak yatim dan dhuafa.
Baksos ini digelar berkat kerja sama LAZNAS BSM Umat bersama Yayasan Rumah Harapan Bersama (RUHAMA) dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Jakarta Raya. Baksos diisi kegiatan pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis.
Direktur Eksekutif LAZNAS BSM Umat Rizqi Okto Priansyah mengatakan, fokus baksos ini adalah pemberian bantuan pengobatan mata untuk masyarakat atau anak-anak dhuafa.
“Melalui tenaga-tenaga ahli yang ada di Ikatan Refrasionis Optisen Indonesia (IROPIN) Cabang Garut ini, diharapkan bisa memeriksa kesehatan mata anak-anak di sini,” kata Rizqi Okto dalam siaran pers, belum lama ini.
Rizqi Okto mengungkapkan, baksos ini dilakukan semata-mata untuk membantu para siswa yang mengalami gangguan fungsi penglihatannya bisa merasa nyaman saat belajar.
“Kami siapkan kacamata gratis untuk diberikan kepada anak-anak, pelajar, yang mengalami gangguan pada penglihatannya, agar mereka tetap semangat untuk belajar,” harapnya.
Sementara itu wakil bupati garut dr helmi budiman yang turut hadir di acara baksos Diharapkan dengan kegiatan ini, banyak siswa siswi yang terbantu, karena banyak diantara mereka tidak sadar akan kelainan mata yang mereka miliki.
Wabup pun menambahkan Pemeriksaan mata ini diharapkan bisa membantu mereka untuk mengantisipasi kelainan penglihatan sejak dini. Mengingat gejala pada penglihatan ada berbagai macam baik dari faktor bawaan maupun faktor kebiasaan yang memicu adanya kelainan gangguan mata. Semoga baksos ini bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Kegiatan baksos LAZNAS BSM Umat ini berlokasi di Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Dengan melibatkan 100 anak yatim dan dhuafa yang diberikan kacamata gratis.
Adapun baksos dilakukan dalam tiga tahap. Tahapan pertama pemeriksaan mata (screening) dilakukan pada semua siswa kelas 5 dan 6 di beberapa SD.
Kemudian, guna mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka dilakukan screening tahap kedua yang dilakukan di kantor RUHAMA. Anak-anak yang hadir pada screening kedua adalah mereka yang memiliki tingkat gangguan mata cukup parah.
“Dari data IROPIN, hasil screening panitia dari total 2.300 anak yang diperiksa, 500 anak terdiagnosa matanya bermasalah. Seperti mata minus dengan miopia berat dan ada juga beberapa anak yang mengidap mata juling (strabismus),” kata Ketua Panitia Baksos, Ahmad Syarif Hidayat.
Kemudian setelah langkah tersebut, panitia menelisik kembali soal tingkat kesejateraan keluarganya.
“Selain itu tingkat ekonomi keluarga juga menjadi pertimbangan panitia, sehingga terjaring 100 anak sebagai penerima manfaat pembagian kacamata gratis,” tandasnya.