Sempat Menangis Histeris, Cincin di Jari Bocah 4 Tahun Akhirnya Bisa Dilepaskan

By: Dinas Pemadam Kebakaran
Rabu, 17 November 2021
Dibaca: 474

Garut. Tarogong Kidul. Tugas Satria Biru tidak hanya sebatas berperang melawan api. Tetapi lebih dari itu, berbagai tugas kemanusiaan lain juga menjadi kewajiban petugas. Salah satu kasus yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sepele adalah cincin yang sulit terlepas. Padahal, jika dibiarkan bisa berakibat fatal.


Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Garut kembali mendapatkan laporan kasus cincin yang sulit terlepas pada hari Minggu silam, 14 November 2021. Salman, bocah berusia 4 tahun bersama kedua orangtuanya mendatangi kantor Disdamkar di Jalan Merdeka sekitar pukul 17.30 WIB. Sang Ayah, Ikbal (25) mengatakan bahwa di jari manis sebelah kiri anaknya terdapat cincin yang sulit dilepaskan.


Petugas langsung menyiapkan peralatan untuk evakuasi. Proses evakuasi diwarnai tangisan dari Salman yang berontak saat petugas mencoba membelah cincin dengan mata gerinda ukuran kecil. Menghadapi kendala ini, petugas mencoba membujuknya dengan menonton animasi kartun kesukaannya di Youtube. 


Langkah yang dilakukan petugas ternyata cukup membuahkan hasil karena Salman berhenti menangis. Petugas pun melanjutkan proses pelepasan cincin. Meski korban sempat kembali berontak, akhirnya petugas berhasil melepaskan cincin tersebut.


Ikbal mengatakan bahwa anaknya diketahui sedang bermain cincin berukuran kecil yang Ia masukkan sendiri ke jari manisnya. Tetapi saat dicoba untuk dilepaskan ternyata sulit karena sangat sempit. 


Kepala Seksi Pelayanan Penyelamatan Non Kebakaran, Yuli Yuliani mengungkapkan bahwa kasus cincin yang sulit terlepas seringkali terjadi.


"Evakuasi pelepasan cincin juga menjadi tugas Disdamkar saat ini. Petugas seringkali mendapati laporan mengenai kasus ini. Maka dari itu perlu diperhatikan penggunaan cincin seperti ukurannya agar disesuaikan dengan ukuran jari demi kenyamanan saat digunakan dan menghindari masalah yang lebih serius." Himbaunya.


(Rendra Pranata/Disdamkar)




Komentar
Isi Komentar