Pro dan Contra Vaksin Covid-19

By:
Rabu, 21 Desember 2022
Dibaca: 1019

Pro dan Kontra Vaksin Covid-19 Di Indonesia


Pada akhir tahun 2019, tepatnya pada 29 Desember 2019, dokter-dokter di Wuhan telah tersadarkan dengan penyakit Pneumonia yang tidak wajar. Baru pada 31 Desember 2019, otoritas kedokteran di Wuhan melaporkan temuan mereka tersebut kepada WHO. Empat minggu kemudian tepatnya pada tanggal 26 Januari 2020, coronavirus jenis baru (novel coronavirus) diidentifikasi dan diumumkan ke publik (McCloskey dan Heymann, 2020). Penyakit Corona Virus (Covid-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus ( Trombetta, 2016). Penyakit menular ini pertama sekali diidentifikasi di Wuhan pada bulan Desember 2019, ibu kota Provinsi Hubei China (She, 2020). Namun saat ini penyebarannya sudah mendunia sehingga mengakibatkan darurat global pandemik Corona Virus 2019. Gejala yang dimunculkan dari Covid-19 ini ialah batuk, demam, dan sesak nafas (Keyhan, 2020). Adapun gejala lain yang dapat juga muncul dari Covid-19 seperti nyeri otot, diare sakit tenggorokan, gangguan indra penciuman serta sakit perut (Gorbalenya, 2020).Diumumkannya Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 yang menandakan bahwa penyakit ini sudah menjangkiti begitu banyak populasi di berbagai negara. Data yang diperoleh dari John Hopkins University & Meidicine Coronavirus Resource Center per 25 Maret 2020 menunjukkan penularan Covid-19 sudah menjangkiti 175 negara dan dengan angka penularan sebanyak 425.493 kasus. Indonesia sendiri tidak luput dari penyebaran Covid-19 ini, terhitung sejak 2 Maret 2020 ada dua kasus pertama Covid-19 masuk ke Indonesia

Dikutip dari sumber WHO tanggal 08-12-2022

Data sebaran perkembangan Covid-19

Global

Indonesia


    Pada 234 Negara terkonfirmasi orang yang menderita Covid-19 642.924.560 sedangkan yang meninggal dunia 6.625.029 dan di Indonesia sendiri 6.695.010 terkonfirmasi positif 6.491.519 terkonfirmasi sembuh dan 160.175 terkonfirmasi meninggal dunia.

    Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9.860/2020, Vaksin corona harus mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari badan pengawas  obat dan makanan (BPOM). Sekarang ini, ada 10 jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM. Masing-masing dari jenis vaksin tersebut memiliki mekanisme untuk pemberiannya, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda, seperti inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein. Berikut ini 10 

vaksin corona yang digunakan di Indonesia:

1. Vaksin Sinovac

    Vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd. yang diberi nama CoronaVac ini merupakan jenis vaksin inaktivasi. Artinya vaksin berisi patogen yang sudah dimatikan, sehingga bisa merangsang terbentuknya sistem kekebalan tubuh tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin Sinovac diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak waktu antara tiap pemberian minimal selama 28 hari.

2. Vaksin Astrazeneca

    Vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, bekerja dengan cara membawa protein lonjakan ke dalam sel tubuh, sehingga sel-sel bisa membacanya dan membuat salinan protein lonjakan. Sistem kekebalan tubuh kemudian akan belajar untuk mengenali dan melawan virus SARS-CoV-2. Sama seperti Sinovac, vaksin AstraZeneca juga diberikan sebanyak dua kali penyuntikan dengan jarak waktu pemberian antar dosis yaitu 12 minggu.

3. Vaksin Moderna

    Vaksin corona buatan Moderna ini diklaim memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen. Vaksin ini berbasis mRNA yang bekerja dengan cara menginstruksikan sel untuk membuat protein linjakan, sehingga tubuh bisa menghasilkan respons kekebalan dan menyimpan informasi tersebut.

4. Vaksin Sinopharm 

    Vaksin buatan China National Pharmaceutical Group Corporation ini juga merupakan vaksin inaktivasi yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh tanpa risiko menyebabkan penyakit. Sinopharm diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 3-4 minggu.

5. Vaksin Pfizer Inc dan BioNTech

    Pfizer dan BioNTech juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM pada 15 Juli 2021 lalu. Kedua vaksin ini mengklaim memiliki efektivitas 95 persen untuk menangkal virus corona, dan tidak menimbulkan risiko efek samping yang berarti. Vaksin Pfizer diberikan sebanyak dua kali penyuntikan dengan interval antar dosis, yaitu 21-28 hari. 

6. Vaksin Novavax

    Vaksin yang diproduksi di India ini menggunakan teknologi yang berbeda dengan vaksin-vaksin Corona lainnya. Novavax yang diberikan sebanyak dua dosis, berisi protein untuk membawa fragmen virus corona yang tidak berbahaya untuk menghasilkan reaksi kekebalan.

7. Vaksin Sputnik V

    Vaksin Sputnik V mendapat izin dari BPOM untuk digunakan pada kelompok usia 18 tahun ke atas. Vaksin ini diberikan secara injeksi intramuscular sebanyak 2 kali penyuntikan dengan rentang waktu 3 minggu

8. Vaksin Janssen

    Vaksin Janssen juga digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian dosis tunggal atau sekali suntikan.

9. Vaksin Convidencia

    Vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology yang juga merupakan vaksin vector dengan menggunakan Adenovirus. Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM dan bisa digunakan pada kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian satu kali suntikan.

10. Vaksin Zifivax

    Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit. Vaksin ini bisa digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas sebagai perlindungan dari virus SARS-CoV-2. Vaksin Zifivax diberikan sebanyak 3 kali suntikan dengan interval pemberian 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya.

    Beberapa gejala atau efek samping vaksin COVID-19 yang umum terjadi adalah:

1. Demam ringan

2. Nyeri atau kemerahan di bekas suntikan

3. Mudah merasa lelah dan lemas

4. Sakit kepala

5. Nyeri otot dan sendi di area bekas suntikan.

    Vaksin COVID-19 juga bisa memicu efek samping berupa alergi. Namun hati-hati, gejala alergi biasanya muncul belakangan alias delayed allergic reaction. Maka dari itu, dibutuhkan pemantauan pada beberapa saat setelah pemberian vaksin.

Jumlah orang yang sudah divaksin diantaranya pada

Total vaksinasi Dosis 1 




Total Vaksinasi Dosis 2


Total Vaksinasi Dosis 3

Dosen Pengampu        : Wiwit Yuli Lestari, M.Pd.

Anggota Kelompok 1 :

            Mariam Hoerunnisa    (24069120010)

            Siti Rahayu Fauziah     (24069120018)

            Siti Ulfah M                    (24069120019)

            Nur Sifa                          (24069120013)

            Hani Agnesti                  (24069120007)

 




 




Komentar
Isi Komentar