Provinsi Jawa Barat melakukan pendampingan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir di Kabupaten Garut, Kamis (16/1) yang bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Garut.
Dihadiri sekaligus membuka acara oleh Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, Dinkes Garut, RSUD dr Slamet Garut, Dinas P2KBP3A Garut, Diskominfo Garut, DKP Garut, DPMD Garut dan lembaga JALIN, IBI, POGI, IDAI, USAID MADANI tingkat provinsi dan kabupaten serta lembaga terkait lainnya.
Kegiatan tersebut dalam rangka untuk mendapatkan masukan kaitan percepatan penurunan AKI/AKB di Kabupaten Garut sebagai salah satu kabupaten dengan AKI/AKB yang tinggi.
Beberapa penyebab tingginya kematian ibu diantaranya perdarahan dan hipertensi sedangkan penyebab kematian bayi BBLR/Prematuritas, Asfiksia dan Kelainan Kongenital.
"Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah jawa barat maupun kabupaten garut untuk menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir, tetapi penurunan AKI/AKB masih belum menunjukkan hasil yang diharapkan." jelas dr. Helmi Budiman dalam sambutannya.
Dibutuhkan peran serta aktif berbagai pihak, baik yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan secara langsung maupun tidak langsung dalam hal ini adalah pemerintah daerah dan perangkat daerah serta stakeholder terkait.
"Diharapkan Bappeda dapat mensinergiskan perangkat daerah dalam upaya penurunan AKI/AKB. Selain itu sebaiknya Puskesmas agar dapat diberikan fungsi/peran lebih dalam upaya penurunan AKI/AKB.", jelas Berli Hamdani Gelung Sakti.
Dalam upaya penurunan AKI/AKB di Kabupaten Garut, terdapat 2 (dua) gerakan besar yaitu GA-GAH TI GARUT (Gerakan Cegah Stunting Menuju Kabupaten Garut Zero Stunting Tahun 2024) serta Program Asih (Anak Sehat Ibu Hebat). (Sahrul Akbar/Bappeda Garut)