Sekda Garut Buka Resmi Rakor
Verifikasi Akhir P2WKSS Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022
GARUT, Tarogong Kidul –
Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana membuka secara resmi Rapat
Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Verifikasi Akhir Peningkatan Peran Wanita Menuju
Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022,
bertempat di Aula Bangga Kencana Gedung 2 Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPA) Garut,
Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu
(16/11/2022).
Sekda Garut mengungkapkan, rakor
ini tidak hanya dihadiri oleh aspek pemerintahan saja, akan tetapi juga turut
hadir partisipan lain di antaranya berasal dari organisasi maupun organisasi
kewanitaan di Kabupaten Garut seperti Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Garut dan
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut.
“Kemudian termasuk juga supporting
dari temen-temen istri TNI, kemudian ibu bhayangkari, kejaksaan semua hadir di
situ, ini adalah bentuk lain dari komitmen kita bersama, jadi Alhamdulillah
respon temen-temen, tidak hanya SKPD, tetapi semua temen-temen di lingkup yang
(memiliki) kepedulian terhadap P2WKSS Alhamdulillah hadir semua di situ,” ucap
Sekda Garut.
Nurdin menyampaikan, dalam
kesempatan ini dirinya menyampaikan dua hal yaitu salah satunya terkait konteks
penilaian, di mana dalam verifikasi penilaian tersebut harus dipersiapkan
dokumen gambaran terkait P2WKSS. Selain itu, imbuh Nurdin, digambarkan pula
terkait peran seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang juga termasuk
ke dalam koordinasi P2WKSS.
“Dan juga sudah melakukan
treatment yang dilakukan sesuai dengan fungsional masing-masing, Dishub juga
harus melakukan bagaimana penataan dukungan khususnya dalam konteks
aksesibility jalan yang baik, bagi PUPR yang sendirinya menyiapkan
sarana-prasana, Perkim menyiapkan juga di dalamnya ada baik rutilahu, maupun WC
dan seterusnya,” ucapnya.
Ia berharap, semua yang telah
dibahas dalam rakor ini dapat termanifestasikan dalam bentuk dokumen yang sah
dan baik, karena penilaian pertama yang dilakukan adalah dilihat dari
dokumennya, jika dokumennya baik maka setengah keberhasilan sudah dapat diraih.
Nurdin Yana mengungkapkan, sampai saat ini masih terdapat persoalan yang belum terpetakan, khususnya yang menyangkut masalah infrastruktur dan jalan yang kurang refresentatif.
“Insya Allah sudah dimintakan
kepada temen-temen teknis untuk melakukan treatment tadi, sehingga dapat
disampaikan sebelum penilaian datang kepada kita, itu poinnya seperti itu,”
tuturnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan DPPKBPPPA Garut, Iryani menyampaikan, P2WKSS ini merupakan sebuah program yang rutin
dilaksanakan setiap tahun, dan pembinaannya dilakukan selama satu tahun. Iryani
menuturkan, sasaran dari program P2WKSS ini adalah desa atau kelurahan yang
memiliki kriteria kurang baik, dari tingkat kesehatan, ekonomi, maupun
pendidikan.
Ia memaparkan, dalam pelaksanaan
program P2WKSS tahun ini pihaknya memilih Kelurahan Sukajaya untuk dijadikan
lokus program PWKSS, yang mendapatkan pembinaan dari seluruh SKPD dan
stakeholder lain, di mana Kelurahan Sukajaya sendiri memiliki angka stunting
paling tinggi di Kecamatan Tarogong Kidul.
“Sukajaya karena di Sukajaya itu
masih (kurang). Contoh nih ya, dari kesehatan stunting paling tinggi ada 116
balita stunting otomatis kan kalau ada stunting tinggi, berarti kan baik itu
(dipengaruhi) pengasuhan, baik itu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)-nya,
kemudian airnya, penataan lingkungannya nah itu kan mempengaruhi stunting,”
ucapnya.
Dalam rakor ini, DPPKBPPPA
khususnya Bidang Pemberdayaan Perempuan melakukan koordinasi dengan semua
stakeholder, agar dapat memberikan bantuan demi kesuksesan program di lokasi
P2WKSS.
“Output dari hasil rakor ini
adalah diharapkan adanya bantuan atau intervensi dari SKPD, BUMN, BUMD kemudian
organisasi wanita, organisasi masyarakat untuk membantu nanti di lokasi P2WKSS
untuk persiapan tanggal 24 Nopember 2022 yang akan dievaluasi oleh tingkat
provinsi, ada 27 Kabupaten di Jawa Barat yang melaksanakan P2WKSS ini,”
tuturnya.
Di tempat yang sama, Lurah
Sukajaya, Dayat, mengungkapkan, dirinya merasa sangat gembira karena telah
banyak inovasi yang dilakukan di Kelurahan Sukajaya berkat adanya program
P2WKSS ini, salah satunya yaitu kegiatan posyandu.
“Merasa gembira (dengan program
P2WKSS), dikarenakan apa, yang tadinya bisa dikatakan daerah tertinggal
dikarenakan Kelurahan Sukajaya stuntingnya paling tinggi, otomatis dengan
adanya regulasi masuknya P2KSS yang ada di Kelurahan Sukajaya itu banyak
perubahan-perubahan nya,” ucapnya.
Ia berharap, program P2WKSS ini
tidak hanya akan bermanfaat bagi RW 15 saja, akan tetapi juga bisa membawa
perubahan bagi RW lainnya yang berada di Kelurahan Sukajaya, khususnya melalui
koordinasi dengan berbagai pihak.
“Di antaranya kita banyak koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait di antara nya semacam untuk mencegah stunting harus bagaimana kita kan punya dengan puskesmas, pembangunan, kita kan bisa koordinasi, sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat, misalkan BAB-nya seperti apa, peningkat gizi seperti apa,” tandasnya.
Rakor Pelaksanaan Verifikasi Akhir
P2WKSS Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022 yang dilaksanakan di Aula Bangga
Kencana Gedung 2 DPPKBPPA Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (16/11/2022).
(Foto: Nindi Nurdiyanti/ Rahmatillah Ramadhani/ Aghniya Afiatul Jannah/ Diskominfo Garut)
Penulis : Nindi Nurdiyanti
Penyunting : Yanyan Agus Supianto